Analisis proksimat merupakan analisis yang digunakan
untuk memperkirakan kandungan utama dalam suatu bahan. Kandungan utama dalam
bahan makanan dikenal dengan istilah makronutrien. Penetapan yang dilakukan
dalam analisis proksimat meliputi kadar air, abu, protein, lemak dan
karbohidrat.
Metode
yang digunakan adalah metode Mojonnier (SNI 01–2891, 1992) karena waktu
analisis yang cepat dan sederhana. Kekurangan dari metode ini yaitu pelarut
yang digunakan tidak bisa dipakai lagi karena sudah diuapkan. Penentuan kadar
lemak metode ini, yaitu pengekstrakan dengan menggunakan pelarut organik,
selain lemak, fosfolipid, sterol, asam lemak
bebas,
karotenoid, dan pigmen-pigmen lain juga ikut terekstrak. Oleh karena itu,
menurut Sudarmadji, dkk, (1989), hasil analisisnya disebut lemak kasar (crude
fat). Labu pengekstrak Mojonnier dapat dilihat pada Gambar.
Prinsip dari penetapan kadar lemak metode Mojonnier ini
adalah sampel yang dimasukkan ke dalam tabung Mojonnier dilarutkan dengan
etanol dan dihidrolisis dengan amonium hidroksida membentuk asam lemak bebas
yang selanjutnya diekstrak dengan menggunakan pelarut organik dietil eter dan
petroleum eter.
Hasil ekstraksi kemudian diuapkan pelarutnya dan
dikeringkan dalam oven pada suhu 105 oC sampai diperoleh bobot
tetap (secara gravimetri). Berat residu dinyatakan sebagai berat lemak dalam
bahan. Penggunaan metode ini dikarenakan metode ini mempunyai beberapa
keunggulan. Jika dibandingkan dengan metode yang lain seperti, metode soxlet
metode Mojonnier lebih cepat, memiliki tingkat akurat yang lebih tinggi dan
alat-alat yang diperlukan lebih sederhana.
Penetapan Kadar Lemak-Metode Mojonnier.
Dasar :
Contoh dilarutkan dengan air panas, dihidrolisis dengan
basa kemudian diekstrak dengan pelarut organik. Hasil ekstraksi diuapkan dan
lemak yang tertinggal ditetapkan bobotnya secara gravimetri.
Alat :
Neraca analitik.
Labu pengekstrak Mojonnier.
Pinggan porselen.
Pipet ukur 2 dan 10 ml.
Gelas ukur 25 ml.
Pemanas listrik / Hot Plate.
Oven.
Eksikator.
Stopwacth.
Bahan :
Ethanol 96 %.
Ammonia 25 %.
Dietil eter p.a.
Petroleum eter.
Cara kerja :
Ditimbang contoh 1,25 sampai 1,5 gram ke dalam labu
majonnier.
Ditambahkan 9,0 ml air panas, labu ditutup dan dikocok
kuat-kuat sampai contoh terlarut dan terbentuk suspensi.
Ditambahkan 1,5 ml ammonia 25 % dan labu dikocok.
Ditambahkan 10 ml ethanol 96 % dan labu dikocok.
Ditambahkan 25 ml dietil eter dan labu dikocok selama 2
menit.
Ditambahkan 25 ml petroleum eter, labu dikocok kembali
selama 2 menit.
Labu pengekstrak dibiarkan hingga lapisan eter di
dalamnya jernih.
Lapisan eter dituang ke dalam pinggan porselen yang telah
diketahui bobot kosongnya.
Diulangi pengekstrakan dengan dietil eter dan petroleum
eter seperti pada langkah 5 hingga 8 yang diteruskan pada langkah 10 hingga
langkah 12.
Cairan dalam pinggan diuapkan sampai kering di atas
pemanas listrik.
Pinggan porselen dikeringkan dalam oven pada suhu 105 ÂșC
selama 2 jam
Didinginkan dalam eksikator dan ditimbang sampai didapat
bobot tetap.
Perhitungan : Kadar lemak
= (A-B)/C
Keterangan: A : bobot pinggan porselen + lemak
B
: bobot pinggan porselen kosong
C : bobot contoh.
sumber gambar : google.co.id